Kudus, NU Online
Umat Islam diajak berhati-hati terhadap kelompok Wahabi yang belakangan ini menyebarkan ajarannya dengan cara memalsukan kitab-kitab Sunni. Dalam kitab dipalsukan itu terdapat amalan-amalan sunnah Nabi dilencengkan menjadi “haram”.
Demikian taushiyah yang disampaikan ulama kharismatik asal Kudus KH Sya’roni Ahmadi al-Hafidz dalam acara walimatut tasmiyah putra wakil Rais MWCNU Gebog KH Ahmad Asnawi sekaligus peringatan haul ayahandanya di Madrasah diniyah Darussalam Padurenan Gebog Kudus, Jum’at (7/6) siang.
KH Sya’roni yang juga Mustasyar PBNU itu mengatakan, upaya yang dilakukan kaum Wahabi yang mengharamkan amalan sunnah Nabi seperti peringatan haul maupun ziarah kubur sangat menyesatkan ummat Islam.
“Umat Islam harus mengerti supaya hati-hati terhadap kitab-kitab yang dipalsukan oleh Wahabi tersebut,” tegasnya.
Saat menerangkan tentang haul, Mbah Sya’roni, sapaan akrabnya, menjelaskan peringatan itu adalah sunnah Nabi. Ia mengutip sebuah kitab Na’jul Balaghah karangan ulama Sunni menceritakan bahwa setiap tahun sekali Nabi Muhammad melakukan ziarah kubur kepada makam sahabat-sahabatnya yang gugur dalam perang Uhud.
“Sekarang kitab itu telah digubah atau dipalsu Wahabi dengan menyebutkan ziarah kubur haram. Saya memiliki kitab yang palsu tersebut. Kitab tadi saya taruh di madrasah qudsiyah dan saya tulisi jangan baca kitab ini karena ada ajaran yang melenceng,”tutur Mbah Sya’roni.
Di depan ratusan tamu undangan yang hadir itu, Mbah Sya’roni menegaskan juga tasmiyatul maulud (meresmikan nama anak) merupakan sunnah Nabi. “Pengertian sunnah adalah ucapan, perbuatan dan pengakuan Nabi atas kebenaran perbuatan orang lain,” ujarnya.
Untuk mencetak anak yang sholeh, ulama kharismatik ini mendorong orang tua untuk selalu mendo’akan dan mendidiknya. “Berdo’a dan mendidik ini harus dilakukan bersamaan. Jangan hanya berdo’a saja tetapi tidak mendidiknya, begitu pula sebaliknya,” tegasnya.
Umat Islam diajak berhati-hati terhadap kelompok Wahabi yang belakangan ini menyebarkan ajarannya dengan cara memalsukan kitab-kitab Sunni. Dalam kitab dipalsukan itu terdapat amalan-amalan sunnah Nabi dilencengkan menjadi “haram”.
Demikian taushiyah yang disampaikan ulama kharismatik asal Kudus KH Sya’roni Ahmadi al-Hafidz dalam acara walimatut tasmiyah putra wakil Rais MWCNU Gebog KH Ahmad Asnawi sekaligus peringatan haul ayahandanya di Madrasah diniyah Darussalam Padurenan Gebog Kudus, Jum’at (7/6) siang.
KH Sya’roni yang juga Mustasyar PBNU itu mengatakan, upaya yang dilakukan kaum Wahabi yang mengharamkan amalan sunnah Nabi seperti peringatan haul maupun ziarah kubur sangat menyesatkan ummat Islam.
“Umat Islam harus mengerti supaya hati-hati terhadap kitab-kitab yang dipalsukan oleh Wahabi tersebut,” tegasnya.
Saat menerangkan tentang haul, Mbah Sya’roni, sapaan akrabnya, menjelaskan peringatan itu adalah sunnah Nabi. Ia mengutip sebuah kitab Na’jul Balaghah karangan ulama Sunni menceritakan bahwa setiap tahun sekali Nabi Muhammad melakukan ziarah kubur kepada makam sahabat-sahabatnya yang gugur dalam perang Uhud.
“Sekarang kitab itu telah digubah atau dipalsu Wahabi dengan menyebutkan ziarah kubur haram. Saya memiliki kitab yang palsu tersebut. Kitab tadi saya taruh di madrasah qudsiyah dan saya tulisi jangan baca kitab ini karena ada ajaran yang melenceng,”tutur Mbah Sya’roni.
Di depan ratusan tamu undangan yang hadir itu, Mbah Sya’roni menegaskan juga tasmiyatul maulud (meresmikan nama anak) merupakan sunnah Nabi. “Pengertian sunnah adalah ucapan, perbuatan dan pengakuan Nabi atas kebenaran perbuatan orang lain,” ujarnya.
Untuk mencetak anak yang sholeh, ulama kharismatik ini mendorong orang tua untuk selalu mendo’akan dan mendidiknya. “Berdo’a dan mendidik ini harus dilakukan bersamaan. Jangan hanya berdo’a saja tetapi tidak mendidiknya, begitu pula sebaliknya,” tegasnya.
0 komentar:
Posting Komentar